Friday, March 6, 2009

Episode 2: Ada Apa dengan Mereka?



Seperti biasa pria - pria di tempat kerja saya pasti rese kalau melihat saya sedikit lain dan berdandan Sabtu ini. Apa dipikiran mereka saya ini hendak melacurkan diri; ketemu pria - pria berduit, ketemu pria tua dan kaya, mau dugem, hendak menari vulgar, atau sederet pikiran kotor yang melintas di kepala mereka! For God, hell no!

Memang salah kalau saya tampil cantik, kalau saya sedikit dandan, kalau saya tampil beda, walaupun itu sedikit saja. Saya tidak tahu entah pikiran apa yang melintas di benak mereka, dan menganggap tujuan saya seperti ini adalah untuk melacurkan diri. Hal ini merupakan pelecehan yang benar – benar keterlaluan.

Seandainya mereka tahu, saya sedikit pun tidak pernah berniat hendak menjual harga diri saya seperti yang mereka tuduhkan kepada saya. Walaupun, di kantor mungkin saya sering menjadi pusat perhatian dan menjadi bulan – bulanan godaan hampir semua pria, tetapi hal itu sesuatu hal yang menjadikan saya kemudian begitu mudahnya dipermainkan begitu saja. Saya lebih menjaga jarak dan memproteksi diri tidak terpancing dengan hal – hal yang akan membuat saya marah atapun merendahkan diri saya.

Entah kenapa, selalu saja ada kesempatan mereka untuk mengolok – olok saya. Terlintas dipikiran saya, betapa sempitnya pikiran mereka yang seperti ini.

Namun, saya sama sekali tidak pernah menanggapi apapun yang mereka komentari. Yang saya lakukan adalah, menyimak/mendengar omongan mereka itu dan kemudian menganggapnya hanya sebagai angin lalu saja. Saya hanya tertawa sendiri, di dalam hati. Saya tidak pernah berusaha menanggapi hal itu secara serius. Saya menganggap mereka terlalu kagum dengan penampilan saya.

Melihat mereka seperti itu, saya menganggap mereka tidak pernah melihat “makhluk indah” seperti saya, tidak pernah melihat hal yang serupa pada pasangan mereka sendiri. Saya hanya berujar sambil tersenyum,” Kasihan sekali kalian, tidak bisa memuji pasangan sendiri, tidak pernah melihat pasangan sendiri cantik, tidak pernah melihat kecantikannya seperti saya saat ini. Kalian hanya bisa menggosipkan orang lain, karena kalian tidak pernah bangga ataupun puas dengan pasangan sendiri. Sungguh kalian benar – benar pria paling tidak menghargai pasangan sendiri. Sungguh kalian benar – benar menyedihkan, saya kasihan terhadap kalian seperti ini. Kasihan sekali kalian”.

Sejauh ini, saya tidak akan pernah menanggapi omongan mereka. Jika saya ingin tampil cantik, itu urusan saya. Terserah apa pun pendapat mereka, saya benar – benar tidak peduli.

Semua omongan yang mereka lontarkan itu, bagi saya tidak ada artinya. Jika hal itu benar – benar menjadikan saya sakit hati seperti saat ini, saya hanya diam. Namun saya benar- benar yakin, apapun yang mereka lontarkan seperti itu, suatu saat akan mendapat balasan sakit hati yang lebih dari yang saya rasakan sekarang.

Ucapan mereka benar – benar seperti sembilu, terlalu menyayat hati. Tetapi hukum karma itu akan benar – benar terjadi kepada mereka, suatu saat. Dan jika hal itu benar – benar terjadi kepada mereka, hal yang bisa saya lakukan adalah saya hanya bisa tertawa melihatnya, tertawa dengan sangat puas sekali, sambil berkata, ”Sekarang, kalian benar – benar merasakan bagaimana sakit hati saya dulu, kan?”.

Other Blog

Followers

Search This Blog