Friday, August 12, 2011

* Dongeng dari Negeri Burung Ufuk Timur *

Serpihan Kisah Si Jambul Kuning (1)




Si burung jambul kuning tampak diam saja seharian. Kaki mungilnya mencengkram dahan pohon tempat dimana ia hinggap. Tatapannya menerawang. Ia mengibaskan sayapnya, yang kiri dan kanan, secara bergantian. Kemudian kepalanya menoleh dan memperhatikan kedua sayapnya bergantian. Tapi ia kembali diam. Ia termenung. Di kepalanya yang mungil itu, di otak yang juga kecil itu, tiba – tiba terbersit niat yang selama ini tak pernah dibayangkannya.


Ingin rasanya ia mengepakkan kedua sayapnya dan melesak terbang seketika itu juga. Ia berpikir, sudahkah sayapnya demikian kuat untuk terbang saat itu? Sudahkah ia cukup punya tenaga untuk terbang saat itu juga? Sudahkah ia demikian terampil seandainya ia terbang saat itu juga? Kembali ia menatap kedua sayap mungilnya sekali lagi.


Kemudian ia menoleh. Tatapannya tertuju pada burung - burung yang nampak begitu kecil di kejauhan. Mereka nampak demikian asyiknya terbang ke sana – kemari, bersama teman - temannya yang lain. Mungkin beberapa diantaranya adalah teman – temanku dulu, pikirnya.


Akankah, suatu saat diriku bisa terbang seperti mereka?


Seandainya saat itu memang benar – benar terjadi. Tapi apakah itu mungkin?


Di saat si burung jambul kuning sibuk dengan benaknya sendiri, memikirkan kemungkinan akan keinginannya yang ingin dicapainya, tak henti – hentinya ia menatap kelompok burung nun di kejauhan.


Sementara itu, di sisi lain, si jambul kuning tidak pernah menyadari bila si burung raksasa selalu mengawasi gerak – geriknya. Si burung raksasa diam tak bergeming, namun tatapan tajamnya selalu tertuju pada si jambul kuning.


Entah apa yang ada di benak si burung raksasa, tak ada yang mengetahui.


*** Bersambung ***



supported image: http://graphicsfairy.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment

Other Blog

Followers

Search This Blog