diremangnya gemulai malam yang dingin, aku menapaki betapa sunyi ... semampai kerlip peron taman menerobos gelap yang terselip diam ... dan sekali lagi netra raga ini meraba makna dari sekumpulan resah ... dan membiarkan dahaga yang membuncah menyibak geming hati yang tergores .... dan semenjak itu menyatulah engkau yang di singgasana awan ... menyatulah engkau yang selalu tersaput embun embun .... menyatulah walau gigil menyelimuti rusuk - rusuk .... dan biarkan iga - iga mencari nikmatnya rasa sakit yang begitu sempurna ... dan kala tertemukan nikmatnya ... diamlah diam ...
*****
*) Didik Aat, sebuah kiriman tertanggal 04/12/2008 12:46 pm
Supported image by: http://www.gettyimages.com OR http://www.arenaphotographers.com
No comments:
Post a Comment